1.
PENGERTIAN SPERMISIDA
Spermisida
adalah bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma
masuk ke rongga rahim. Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9,
yang bisa membunuh sperma. Gerakan pada waktu berhubungan akan menyebarkan busa
sehinga busa akan meliputi leher rahim dan mencegah masuknya sperma ke dalam
rahim.
Spermisida
lebih efektif jika dipakai kombinasi dengan metode barier lainnya seperti
kondom, diaphragma atau cervical cap. Efektifitasnya jika dipakai
tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100, yang gagal (menjadi hamil)
sekitar 29% dalam pemakaiannya selama setahun. Sedangkan vaginal douches
yang mengandung spermatisida tidak efektif karena penggunannya setelah
berhubungan seks, sehingga sudah cukup terlambat untuk mencegah masuknya sperma
ke dalam rongga rahim.
Bahan-bahan
spermisida dapat mengiritasi vagina. Ada sebagian wanita yang sensitif terhadap nonoxynol-9.
Spermisida juga
dapat membunuh flora normal yang ada di vagina dan saluran kencing, sehingga
dapat menyebabkan infeksi di saluran kencing dan vagina. Spermisida yang
mengandung nonoxynol-9 tidak melindungi terhadap HIV/AIDS dan
Penyakit Menular Seksual (PMS) lainnya. Iritasi vagina oleh spermisida dapat
meningkatkan risiko penyakit menular seksual.
2. JENIS-JENIS SPERMISIDA
- Aerosol
- Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
- Krim
3. CARA KERJA SPERMISIDA
- Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
- Memperlambat motilitas sperma.
- Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
4. CARA PENGGUNAANNYA
Cara memakainya
adalah mengoleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan seks. Spermisida
membunuh sel-sel sperma lelaki sebelum sempat memasuki rahim. Dengan bahan
bernama nonoxynol-9, obat ini juga melindungi diri dari gonorrhea
dan Chlamydia.
Penggunaan
spermisida dapat dimasukkan ke vagina dengan mempergunakan jari atau aplikator
yang disediakan, berdasarkan petunjuk pemakian produknya. Semua
spermatisida efektif jika dipakai satu jam sebelum having sex. Busa dan
gel lebih cepat/segera memberikan perlindungan, sementara jenis yang lainnya
seperti suppositoria dan film harus dimasukkan minimal 15 menit sebelum having
sex.
5. PILIHAN
- Busa (aerosol) efektif segera setelah insersi
- Busa spermisida dianjurkan apabila digunakan hanya sebagian metode kontrasepsi
- Tablet vagina, suppositoria, dan film penggunannya disarankan menunggu 10-15 menit sesudah dimasukkan sebelum hubungan seksual
- Jenis spermisida jeli biasanya hanya digunakan dengan diagframa
6. MANFAAT SPERMISIDA
Alat
kontrasepsi spermisida ini memberikan manfaat secara kontrasepsi maupun non
kontrasepsi.
- Manfaat Kontrasepsi
- Efektif seketika (busa dan krim)
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
- Tidak mengganggu kesehatan klien
- Tidak mempunyai pengaruh sistemik
- Mudah digunakan
- Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
- Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaankesehatan khusus
2
Manfaat Non kontrasepsi
Merupakan salah satu perlindungan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk HBV dan HIV/AIDS.
7. KEUNTUNGAN SPERMISIDA
- Tidak mengganggu kesehatan
- Berfungsi sebagai pelumas
- Dapatmencegah PMS bacterial
8. KERUGIAN SPERMISIDA
- Angka kegagalan tinggi
- Dapat meningkatkan transmisi virus HIV
- Hanya efektif 1-2 jam
- Rasa yang tidak enak
9. KETERBATASAN
- Efektifitas kurang (bila wanita selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk, angka kegagalan 15 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun dan bila wanita tidak selalu menggunakan sesuai dengan petunjuk maka angka kegagalan 29 dari 100 perempuan akan hamil setiap tahun)
- Spermisida akan jauh lebih efektif, bila menggunakan kontrasepsi lain (misal kondom)
- Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
- Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
- Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria dan film)
- Efektifitas aplikasi hanya 1-2 jam
- Harus selalu tersedia sebelum senggama dilakukan
10. SYARAT PENGGUNA
Seleksi klien pengguna spermisida :
SPERMISIDA
|
|
Sesuai untuk klien yang :
|
Tidak sesuai untuk klien :
|
|
|
11. PENANGANAN
Penanganan efek
samping dan masalah lain :
Pemakaian alat
kontrasepsi spermisida juga mempunyai efek samping dan masalah lain. Di bawah
ini merupakan penanganan efek samping dan masalah-masalah yang timbul akibat
pemakaian spermisida.
EFEK SAMPING MASALAH
|
PENANGANAN
|
Iritasi
vagina
|
Periksa
adanya vaginitis dan IMS. Jika penyebanya spermisida, alihkan ke spermisida
lainnya dengan komposisi kimia berbeda atau Bantu klien memilih metode lain
|
Iritasi penis
dan tidak nyaman
|
Periksa IMS,
jika penyebabnya spermisida, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi
kimia berbeda atau bantu klien memilih metode lain
|
Gangguan
rasa panas divagina
|
Periksa
reaksi alergi atau terbakar. Yakinkan bahwa rasa hangat adalah normal. Jika tidak
ada perubahan, alihkan ke spermisida lainnya dengan komposisi kimia berbeda
atau bantu klien memilih metode lain
|
Kegagalan
tablet tidak larut
|
Pilih
spermisida lain dengan komposisi kimia berbeda atau bantu klien memilih
metode lain.
|
12. CARA PENGGUNAAN / INSTRUKSI BAGI
KLIEN
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida
2.
Penting untuk menggunakan spermisida
setiap melakukan aktivitas hubungan seksual
- Jarak tunggu sesudah memasukkan tablet vagina atau suppositoria adalah 10-15 menit
- Tidak ada jarak tunggu setelah memasukkan busa
- Penting untuk mengikuti anjuran dari pabrik tentang cara penggunaan dan penyimpanan dari setiap produk (misalnya kocok aerosol sebelum diisi ke dalam aplikator)
- Spermisida ditempatkan jauh didalam vagina sehingga serviks terlindungi dengan baik
- Aerosol (busa)
- Kocok tempat aerosol 20-30 menit sebelum digunakan
- Tempatkan container dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut container, dengan tekan aplikator unuk mengisi busa
- Sambil berbaring lakukan insersi aplikator ke dalam vagina mendekati serviks. Dorong sampai keluar
- Aplikator segera dicucu pakai sabun dan air, tiriskan, dan keringkan. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain.
- Tablet vagina atau suppositoria atau film/tissue
Vagina spermisida adalah jenis
kontrasepsi yang perlu dimasukkan ke dalam vagina. Ini bekerja dengan cara
merusak sperma di vagina dan sebagai hasilnya sperma tidak mampu menembus sel
telur dan pembuahan dihindari. Untuk membuat spermisida lebih efektif dalam
mencegah kehamilan lebih baik untuk menggunakannya dengan bentuk lain
pengendalian kelahiran karena spermisida dengan sendirinya bukanlah metode yang
sangat sukses untuk pengendalian kelahiran.
- Cuci tangan sebelum membuka paket
- Lepaskan tablet atau suppositoria dari paket
- Sambil berbaring masukkan tablet vagina atau suppositoria jauh ke dalam vagina
- Tunggu 10-15 menit sebelum mulai berhubungan
- Sediakan selalu ekstra pengadaan tablet vagina atau suppositoria di tempat
- Krim
- Insersi kontrasepsi krim setelah dikemas ke dalam aplikator sampai penuh, masukkan ke dalam vagina sampai mendekati serviks
- Tekan alat pendorong sampai krim keluar. Tidak perlu menunggu kerja krim.
- Aplikator harus dicuci dengan sabun dan air sesuai dengan pencegahan infeksi untuk alat-alat, tiriskan dan keringkan
- Untuk memudahkan pembersihan alat, pisahkan bagian-bagiannya. Jangan berbagi aplikator dengan orang lain
- Sediakan selalu ekstra pengadaan krim terutama apabila ternyata container kosong.
13. ALERGI SPERMISIDA
GEJALA PADA PEREMPUAN
Perempuan lebih pada risiko
mengembangkan infeksi saluran kemih akibat penggunaan spermisida. Infeksi ini
telah dikaitkan dengan penggunaan diafragma dengan spermisida. Penelitian ini
adalah untuk membandingkan bagaimana formulasi spermisida berbeda seperti
supositoria, krim, jeli, spons, busa, dan film ini, ketika digunakan sendirian.
Bakteri yang
ada secara alami dalam vagina, yang sebenarnya baik, lebih rentan terhadap yang
dibunuh oleh berkonsentrasi rendah ini spermisida. Hal ini menimbulkan masalah
besar karena bakteri yang menyebabkan infeksi sebenarnya tertinggal untuk
mendirikan koloni yang mengarah ke infeksi.
Kimia
nonoxynol-9 dalam spermisida menghancurkan sperma, mencegah dari pemupukan
telur. Gejala alergi mulai mengembangkan dengan penggunaan spermisida sering
mengandung nonoxynol-9. Alergi pada wanita biasanya dalam bentuk iritasi. Jadi
jika iritasi pada vagina atau penis berkembang, lebih baik untuk menghentikan
penggunaan spermisida dan berkonsultasi dengan dokter.
Spermisida dan
pelumas yang sering digunakan dengan kondom dapat memicu beberapa intim alergi.
Gejala alergi intim termasuk reaksi lokal selain bengkak, terbakar, gatal, rasa
sakit, kemerahan atau terik dari alat kelamin. Alergi intim ini dapat
mempengaruhi kemampuan sperma untuk bergerak dan ini dapat menghambat
fertilisasi.
Alergi
spermisida lain gejala pada perempuan antara lain hidung tersumbat, bersin,
pembengkakan di sekitar mata atau gatal-gatal di seluruh tubuh. Gatal-gatal dan
mengi juga beberapa gejala termasuk shock anafilaksis selain pembengkakan di
tenggorokan dan sesak napas. Namun, gejala-gejala alergi ini tidak seperti
biasa.
Oleh karena
itu, orang harus menggunakan spermisida setelah memberikan pemikiran yang
serius sebagai efek samping mungkin lebih besar daripada manfaatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Saifudin .A. B. , 2006 , Buku
Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi , Jakarta : BINA PUSTAKA
No comments:
Post a Comment