Blog ini membahas tentang masalah kesehatan

Friday, June 10, 2016

IUD



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar belakang
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid.
Dari sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama dikenal dan efetivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi. Alat ini terbuat dari plastik dan tembaga yang berbentuk T (oleh karena nya disebut Cuper T ), alat ini dengan suatu prosedur sederhana dimasukkan kedalam rahim.
B.      Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian iud, cara menggunakan iud, keuntungan,kerugian dan manfaat dari iud.





















BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IUD
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.

                                                                               












 










Gambar IUD










B. Jenis-jenis IUD di Indonesia
1. Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
2. Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3. Multi Load IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
C. Cara Kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
D. Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya 92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun . Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama pemakaian.

E. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
Ø  Usia reproduktif
Ø  Keadaan nulipara
Ø  Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Ø  Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
Ø  Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Ø  Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
Ø  Risiko rendah dari IMS
Ø  Tidak menghendaki metoda hormonal
Ø  Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
Ø  Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
Ø  Perokok
Ø  Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
F. Kontraindikasi
Yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah
Ø  Belum pernah melahirkan
Ø  Adanya perkiraan hamil
Ø  Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
Ø  Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Ø  Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
Ø  Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik
Ø  Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
Ø  Penyakit trofoblas yang ganas
Ø  Diketahui menderita TBC pelvik
Ø  Kanker alat genital
Ø  Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. Keuntungan
Menurut Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill, Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis. Laporan tersebut diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
Ø  Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
Ø  IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
Ø  Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
Ø  Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
Ø  Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
Ø  Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
Ø  Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Ø  Dapat digunakan sampai menopause
Ø  Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Ø  Membantu mencegah kehamilan ektopik
Ø  Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
H. Kerugian
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1. Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
2. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.

I. Efek Samping dan Komplikasi
Ø  Efek samping umum terjadi:
Ø  perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
Ø  Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Ø  Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Ø  Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan
Ø  Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
Ø  Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
Ø  Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
Ø  Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas
Ø  Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
Ø  Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
Ø  Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
J. Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
Ø  2 sampai 4 hari setelah melahirkan
Ø  40 hari setelah melahirkan
Ø  setelah terjadinya keguguran
Ø  hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari pertama haid
Ø  menggantika metode KB lainnya
Ø  Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
Ø  1 bulan pasca pemasangan
Ø  3 bulan kemudian
Ø  setiap 6 bulan berikutnya
Ø  bila terlambat haid 1 minggu
Ø  perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya

K. Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.



 

DAFTAR PUSTAKA


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD Kontrasepsi untuk wanita. 2009 http://www.pkmi-online.com/index.htm di akses pada tanggal 10 april 2010-04-10

 

IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). 2008. http://ilmukeperawatan.wordpress.com/2008/10/16/iud-intra-uterine-device-atau-alat-kontrasepsi-dalam-rahim-akdr/. Di akses pada tanggal 10 april 2010

Abdul bari saifuddin, 2006. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo


No comments:

Post a Comment