BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk
mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan
pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam
saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi
(tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat
spermisid.
Dari sekian banyak cara
tersebut, penggunaan obat hormonal oral atau suntikan dan alat kontrasepsi
dalam rahim, merupakan cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama
dikenal dan efetivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi. Alat ini terbuat
dari plastik dan tembaga yang berbentuk T (oleh karena nya disebut Cuper T ),
alat ini dengan suatu prosedur sederhana dimasukkan kedalam rahim.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian iud,
cara menggunakan iud, keuntungan,kerugian dan manfaat dari iud.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian IUD
IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka
panjang. Nama populernya adalah spiral.
Gambar
IUD
B. Jenis-jenis IUD di Indonesia
1. Copper-T IUD berbentuk T,
terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek
antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru IUD
ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi
dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
2. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis
ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan
kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya
sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
3. Multi
Load IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua
tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung
atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),
dan mini.
4. Lippes
Loop IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti
spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9
(benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal,
benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi
perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
bahan plastik. Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah
IUD jenis ini.
C. Cara
Kerja
1. Menghambat
kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2. Mempengaruhi
fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. IUD bekerja
terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk
fertilisasi
D. Efektifitas
IUD sangat efektif, (efektivitasnya
92-94%) dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Tipe Multiload dapat dipakai sampai 4 tahun; Nova T dan Copper T
200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun; Cu T 380A dapat untuk 8 tahun .
Kegagalan rata-rata 0.8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama
pemakaian.
E. Indikasi
Prinsip
pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan
masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin
dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah:
Ø
Usia reproduktif
Ø
Keadaan nulipara
Ø
Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
Ø
Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan
kontrasepsi
Ø
Setelah melahirkan dan tidak menyusui
Ø
Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya
infeksi
Ø
Risiko rendah dari IMS
Ø
Tidak menghendaki metoda hormonal
Ø
Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
Ø
Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari
senggama
Ø
Perokok
Ø
Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD
dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus.
Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu
setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan
setiap enam bulan sekali.
F. Kontraindikasi
Yang tidak
diperkenankan menggunakan IUD adalah
Ø
Belum pernah melahirkan
Ø
Adanya perkiraan hamil
Ø
Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti:
perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan
kanker rahim.
Ø
Perdarahan vagina yang tidak diketahui
Ø
Sedang menderita infeksi alat genital
(vaginitis, servisitis)
Ø
Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering
menderita PRP atau abortus septik
Ø
Kelainan bawaan uterus yang abnormal
atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri
Ø
Penyakit trofoblas yang ganas
Ø
Diketahui menderita TBC pelvik
Ø
Kanker alat genital
Ø
Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
G. Keuntungan
Menurut
Dr David Grimes dari Family Health International di Chapel Hill,
Carolina Utara, seperti dikutip News yahoo, dokter sering kali
melupakan manfaat IUD dalam pengobatan endometriosis. Laporan tersebut
diungkapkan dalam pertemuan di The American College of Obstetricians and
Gynecologist, New Orleans. David mengatakan, IUD mampu mengurangi risiko
kanker endometrium hingga 40 persen. Perlindungan terhadap kanker ini setara
dengan menggunakan alat kontrasepsi secara oral.
Ø
Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10
tahun
Ø
IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
Ø
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi
dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
Ø
Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
Ø
Tidak ada efek samping hormonal dengan
CuT-380A
Ø
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
Ø
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau
abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
Ø
Dapat digunakan sampai menopause
Ø
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Ø
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Ø
Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung
subur
H. Kerugian
Setelah
pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut dan
pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah
itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan
keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat
pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1.
Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing,
muntah-muntah.
2.
Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3.
Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil,
dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4. Sakit,
misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
I. Efek Samping dan Komplikasi
Ø
Efek samping umum terjadi:
Ø
perubahan siklus haid, haid lebih lama
dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
Ø Komplikasi lain: merasa
sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat
pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi
dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
Ø
Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Ø
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau
yang sering berganti pasangan
Ø Penyakit radang panggul
terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu infertilitas
Ø
Prosedur medis, termasuk pemeriksaan
pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
Ø
Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting)
terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
Ø
Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri.
Petugas terlatih yang dapat melepas
Ø
Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa
diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
Ø
Tidak mencegah terjadinya kehamilan
ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
Ø
Perempuan harus memeriksa posisi benang
IUD dari waktu ke waktu.
J. Waktu Pemasangan
Pemasangan IUD
sebaiknya dilakukan pada saat :
Ø
2 sampai 4 hari setelah melahirkan
Ø
40 hari setelah melahirkan
Ø
setelah terjadinya keguguran
Ø
hari ke 3 haid sampai hari ke 10 dihitung dari hari
pertama haid
Ø menggantika metode KB
lainnya
Ø
Waktu Pemakai Memeriksakan Diri
Ø
1 bulan
pasca pemasangan
Ø
3 bulan
kemudian
Ø
setiap 6 bulan
berikutnya
Ø
bila
terlambat haid 1 minggu
Ø perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya
K. Keluhan-keluhan pemakai IUD
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan IUD adalah terjadinya sedikit
perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung
tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah
banyak, pemakaian IUD harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai
haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit
daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1-2
hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang
terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak
pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi
terhadap IUD yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat
analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan
infeksi juga dapat timbul selama pemakaian IUD.
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment